Kebijakan baru dari Bank Indonesia serta ditambah dengan krisis Eropa mulai memperlihatkan dampak pada penyaluran kredit bank-bank di Indoensia. Salah satu bank yang mengalaminya adalah Bank Mandiri, misalnya, mencatat perlambatan penyaluran kredit pada kuartal III 2012. Sebelumnya, bank BUMN ini memprediksi, pertumbuhan kredit semester II 2012 tidak setinggi enam bulan pertama.
Pahala Nugraha Mansury sebagai Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri mengatakan bahwa kinerja kuartal III kurang memuaskan dibandingkan kuartal satu dan dua. Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit hanya tumbuh 23% Pada periode yang tahun lalu kredit tumbuh 28%.
Sedangkan kredit konsolidasi sebesar 24% atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya 27%. "Salah satu faktornya adalah krisis ekonomi dunia yang berpengaruh pada penurunan ekspor," katanya, Minggu (tanggal 7 Oktober 2012).
Seperti diketahui, pada kuartal pertama kredit tumbuh 29% dan kuartal kedua meningkat 26%. Meskipun melambat, kata Pahala, pencapaian ini sudah sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni sebesar 22% - 24% atau sekitar Rp 389 triliun - Rp 393 triliun hingga akhir 2012. Sampai September penyaluran kredit Rp 310 triliun, atau 78% dari target.
EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri, Mansyur N. Nasution, menuturkan pertumbuhan kredit konsumer tahun ini terbilang stagnan, imbas kebijakan BI mengenai uang muka kredit (loan to value) dan kartu kredit yang berlaku Juni dan September 2012. Pertumbuhan kredit konsumer pada kuartal III hampir sama dari kuartal sebelumnya yakni 26%.
Sumber : kontan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar